Penting untuk dicatat, bahwa introversi tidak selalu sama dengan rasa malu, Schmidt dan Buss dalam bukunya yang berjudul The Development of Shyness and Social Withdrawal, menulis, “Sociability mengacu pada motif, kuat atau lemah, ingin bersama orang lain, sedangkan rasa malu mengacu pada sebuah perilaku ketika bersama dengan orang lain, dihambat atau tanpa hambatan, seperti perasaan tegang dan tidak nyaman.”
Rasa malu adalah sebuah rasa takut pada orang atau situasi sosial, introvert, sebaliknya, tidak suka menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Namun, seperti yang sudah dijelaskan, para introvert senang berada di sekitar orang-orang yang dekat dengan mereka, para pribadi introvert juga cenderung memikirkan berbagai hal terlebih dahulu sebelum berbicara, mereka ingin memiliki pemahaman yang penuh sebelum mereka menyuarakan pendapat atau mencoba menawarkan sebuah penjelasan.
Kesalahpahaman
Dalam sebuah artikel yang sangat bagus di Atlantic Monthly, Jonathan Rauch membahas beberapa mitos dan kesalahpahaman umum tentang introvert,introvert sering dicap sebagai sosok yang pemalu, penyendiri dan arogan, Rauch menjelaskan bahwa persepsi ini muncul akibat dari kegagalan para ekstrovert untuk memahami bagaiman para introvert berfungsi.
“Para ekstrovert memiliki pemahaman yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tentang introversi.”
Jonathan Rauch
Menurut perkiraan, jumlah ekstrovert melebihi jumlah introvert, sekitar tiga berbanding satu, para introvert sering kali mengalami ketika orang lain mencoba untuk mengubah mereka atau bahkan memberi saran bahwa ada sesuatu yang “salah” dengan mereka, sementara introvert hanyalah bagian kecil dari populasi, tidak ada suatu tipe kepribadian yang benar ataupun salah, baik introvert maupun ekstrovert harus berusaha memahami berbagai perbedaan dan persamaan satu sama lain.
Yang terpenting, ingatlah bahwa satu jenis kepribadian tidaklah “lebih baik” dari yang lainnya, setiap kecenderungan dapat memiliki kelebihan dan keurangan tergantung pada situasinya, namun, dengan lebih memahami kepribadian yang Anda miliki, Anda dapat berlajar cara menggunakan kekuatan pada tempat dan situasi yang tepat.
Introversi itu normal, namun, jika Anda menemukan bahwa kecenderungan introvert yang Anda miliki adalah hasil dari kecemasan yang mempengaruhi fungsi normal Anda dalam kehidupan sehari-hari, segera konsutasikan dengan seorang dokter atau ahli kesehatan yang Anda percayai.
Referensi
- How You Can Tell That You’re an Introvert. https://www.verywellmind.com/signs-you-are-an-introvert-2795427
- Dossey L. Introverts: A Defense. Explore (NY). 2016;12(3):151-60. doi:10.1016/j.explore.2016.02.007
- Garcia-rill E, Virmani T, Hyde JR, D’onofrio S, Mahaffey S. Arousal and the control of perception and movement. Curr Trends Neurol. 2016;10:53-64.
- Fishman I, Ng R, Bellugi U. Do extraverts process social stimuli differently from introverts?. Cogn Neurosci. 2011;2(2):67-73. doi:10.1080/17588928.2010.527434
- Belojevic G, Jakovljevic B, Slepcevic V. Noise and mental performance: personality attributes and noise sensitivity. Noise Health. 2003;6(21):77-89.
- Davidson IJ. The ambivert: A failed attempt at a normal personality. J Hist Behav Sci. 2017;53(4):313-331. doi:10.1002/jhbs.21868