Buku yang membahas topik tentang mindfulness sangat banyak sekali, apalagi dengan pesat.nya perkembangan mindfulness saat ini mendorong banyak orang untuk mencari referensi yang baik dari sebuah buku, berikut daftar buku terbaik tentang mindfulness berdasarkan pilihan dari Editor in Chief mindful.org Barry Boyce.
1. Meditation Is Not What You Think
Oleh : Jon Kabat-Zinn, Hachette
Pada tahun 2005, Jon Kabat-Zinn menerbitkan sebuah magnum opus-nya yang berjudul Coming to Our Senses, dengan tebal 650 halaman dan bertahun-tahun penyusunan, itu merupakan karya minumental.
Hal itu memungkinkan bagi pendiri Mindfulness-Based Stress Reduction ini untuk menempatkan pekerjaan dalam hidupnya ke dalam konsteks yang lebih besar.
Mindfulness bukanlah sebuah trik mental atau sesuatu tambahan yang biasa dalam hidup, ini merupakan sebuah warisan dasar manusia yang sangat penting untuk kehidupan.
Kita sangat perlu menyadari siapa kita, dimana kita berada, bagaimana keadaan kita jika kita ingin tetap bertahan hidup secara individu atau sebagai komunitas, bahkan sebagai sebuah spesies menurut pandangan Jon Kabat-Zinn.
Buku ini sangat berani menyerukan bagi kita semua agar “datang ke akal sehat kita”, agar sesering mungkin untuk menyadari dimana kita berada dan apa yang sedang terjadi di sekitar kita, dan berlatih bermacam hal yang dapat menumbuhkan kemampuan mindful kita.
Sekarang Hachette telah memutuskan untuk menerbitkan kembali buku itu dan membaginya menjadi empat buku kecil yang terpisah, dimulai dengan Meditation Is Not What You Think: Mindfulness and Why It Is So Important, followed by Falling Awake: How to Practice Mindfulness in Everyday Life, buku ketiga dan keempatnya belum diluncurkan saat tulisan ini dibuat.
Secara keseluruhan buku ini tebal, dan penuh dengan referensi dan sampel yang ilmiah dari science, sastra, puisi, pemikiran politik dan banyak lagi, keseluruhannya disajikan dalam bab-bab yang mudah di cerna.
2. Resilience
Oleh : Linda Graham, New World Library
Ketinggalan bus Anda, menjatuhkan sebuah makan malam di lantai, mengacau di tempat kerja, kejadian buruk sehari-hari ini dapat membuat bingung, membuat frustrasi atau bahkan dapat membebani sistem koping Anda, tapi biasanya hal-hal itu tidak akan membuat Anda kalah, tulis Linda Graham.
Adalah kesulitan yang lebih besar, seperti penyakit, kematian atau merasa kehilangan keamanan hidup, terutama jika mereka datang satu-persatu dan bertumpuk dengan trauma yang belum selesai, ini dapat mengancam diri kita sampai pada titik “runtuh dan tidak bisa pulih”.
Disitulah ketahanan muncul, istilah terbaru dalam lingkaran psikologis, resilisence menunjukkan kemampuan kita untuk pulih dari kesulitan, dan setelah penelitian yang seksama, sekarang hal ini juga diyakini sebagai indikator terbesar dari kebahagiaan pribadi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dan berjuang di sepanjang hidupnya.
Dalam panduan yang mudah dibaca dan sangat informatif ini, Graham menjelaskan tentang The Neuroscience of resilience dan bagaimana kita dapat terus mengembangkannya di sepanjang hidup kita.
Kemampuan kita untuk mengesampingkan pola saraf lama, menciptakan pola baru dan memperkuat pikiran dan tubuh kita untuk dapat menahan serangan yang tak terhindarkan dalam kehidupan, yang membuat buku ini sangat berharga.
3. The Mindful Day
Oleh : Laurie J. Cameron, National Geographic
Buku ini berisi banyak sekali instruksi dan saran, terdiri dari 5 bab dengan total 50 bagian, buku ini akan mengajak Anda untuk memulai hari dengan hal-hal yang kamu lakukan dirumah, kemudian mengajakan Anda bekerja dan juga bermain, lalu kembali ke rumah kembali.
Jadi, Anda mulai dengan mandi dan sarapan pagi dengan penuh kesadaran, memimpin rapat dengan pernuh perhatian, memulai percakapan yang berat, tinggalkan kegiatan multitasking lalu lanjutkan dengan melibatkan hidup dan rasa cinta Anda dengan penuh rasa penasaran dan akhirnya kembali ke rumah untuk menikmati sisa hari dan tidur nyenyak.
Memang terkesan untuk membayangkan seseorang bisa melakukan itu, menjadi mindful depanjang hari, tapi bagi yang memang ingin mencapainya buku ini sangat mudah diikuti dan praktis.
4. Mindful of Race
Oleh : Ruth King, Sounds True
King menyebut rasisme sebagai sebuah “penyakit jantung” yang dapat luput dari perhatian dan tidak diobati dalam waktu yang lama, ia mengembangkan sebuah program tiga setengah hari dengan nama yang sama seperti dengan nama buku yang “membawa penyelidikan yang penuh mindful pada pemeriksaan kondisi rasial dan tekanan sosial”.
5. How We Eat with Our Eyes and Think with Our Stomach
Oleh : Melanie Muhl and Diana von Kopp, The Experiment
Kita cenderung tidak memikirkan seberapa banyak kita memikirkan tenang makanan, menurut penulis Melanie Muhl and Diana von Kopp, kita membuat lebih dari 200 keputusan yang terkait dengan makanan setiap harinya.
Beberapa ada yang secara sadar dan beberapa tidak, tapi semua itu dibentuk oleh faktor-faktor yang ada di lingkungan kita, tata letak toko bahan makanan, seleb, warna dan ukuran piring dan norma sosial hanyalah beberapa diantaranya.
Dengan bab-bab yang berukuran ringan yang mengutip banyak penelitian dan menawarkan informasi yang bermanfaat, buku yang praktis ini menunjukkan bahwa banyak asumsi dan kebiasaan mental yang membentuk bagaimana kita berhubungan dengan makanan.
6. Be Mindful & Stress Less
Oleh : Gina M. Biegel, Shambala Publications
Dengan makin banyaknya mindfulness di ajarkan di sekolah, para siswa jadi belajar bagaimana praktik mindful dapa membantu mereka menghadapi hari-hari sekolah yang sibuk, harapan yang tinggi, hubungan dan kehadiran yang berlebih di media sosial.
Biegel, sebagai seorang psikoterapis dan pencipta Mindfulness-Based Stress Reduction untuk remaja, sangat mengetahui aspek-aspek mindfulness yang paling berguna untuk kaum muda, dan buku ini menjabarkan dengan jelas.
7. What Now?
Oleh : Yael Shy, Parallax
“Kaum muda berusia dua puluhan dan tiga puluhan dengan cepat menjadi “generasi meditasi,” tulis Yael Shy, sebagai penggerak utama di balik MindfulNYU, sebuah program meditasi kampus terbesar di amerika dan sebagai seseorang yang mulai bermeditasi di perguruan tinggi dalam rangka mengurangi gangguan kecemasannya, Shy sangat memenuhi syarat untuk merekomendasikan latihan ini.
Menawarkan nasihatnya yang mantap dan penuh kasih tentang keseimbangan dalam kehidupan teknologi, mindfulness dalam hubungan, keadilan sosial, kesehatan mental dan banyak lagi.
8. Desperately Seeking Self Improvement
Oleh : Carl Cederstrom and Andre Spicer, OR Books
Carl Cederstrom, seorang profesor di Stockholm Business School, Andre Spicer, seorang profesor di Cass Business School dari Universitas Kota London, pertama kalinya bekerja sama untuk menulis buku mereka di tahun 2015, The Wellness Syndrome.
9. Our Senses
Oleh : Rob DeSalle, Yale University Press
Sejak dahulu kala, para filsuf dan orang biasa sama-sama bertanya bagaimana kita bisa mengetahui sesuatu, karena apapun yang kita alami tampaknya datang kepada kita melalui gateway yang kita sebut “indera”.
Berbagai indera kita seperti hidung, telinga, mata, lidah, kulit merupakan objek yang cukup aneh dan oleh sebab itu para kartunis fiksi sering bersenang-senang dan membentuknya kembali dalam menciptakan bentuk kehidupan yang asing (alien).
Buku ini, seperti judulnya, merupakan sebuah pengalaman indera yang dalam, ilustrasi anatomi adalah sebuah seni yang tinggi dan itu digunakan dengan baik di buku ini.
Dalam gambar dengan garis halus dan digram, DeSalle melukiskan kita ibarat sebuah dunia yang merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara struktur dalam tubuh kita dan benda-benda diluar sana, ini adalah sebuah buku besar yang layak untuk dirayakan.
Referensi
- Mindful.org. The Best Mindfulness Books This Year. https://www.mindful.org/the-best-books-in-mindfulness-this-year/